ARTIKEL

ADAT BATAK,RIWAYAT MU KINI
Berbicara tentang adat batak,tentu akan mengingatkan kita ke bona nipasogit dimana leluhur kita dulu telah menggali dan mewariskan kepada keturunannya : Adat,Hukum dan Petuah.
Perkembangan jaman sampai abat modernisasi sekarang ini membuat pergeseran nilai – nilai budaya batak yang tertera dalam bidang Adat,Hukum dan Petuah,sering menjadikan dilema yang menciptakan pro dan kontra khususnya dalam satu rumpun marga batak.
Dengan adanya polemik yang terjadi dalam hal pelaksanan tiga poin di atas,penulis mencoba untuk menguraikan pandangan konsep yang terinspirasi dari pengalaman sendiri menjalankan,mempraktekkan dan bergelut khususnya dibidang paradaton.
1. ADAT
Adat batak adalah nilai – nilai budaya,ciri khas dan kebiasaan bangsa batak itu sendiri,dan landasan dari adat batak adalah dalihan natolu ( Somba marhula – hula,Manat mardongan tubu,Elek marboru).Di dalam Anggaran Dasar suatu Punguan marga,Dalihan natolu inilah yang tidak pernah tidak tercantum.Biasanya sampai dalam kategori ini semua pihak akan mendukung dengan kompak seia – sekata.Namun di dalam tata cara pelaksanaanya yang sering diatur dan di terapkan di anggaran Rumah tangga terkadang menjadi bumerang dan bahkan bisa menimbulkan masalah yang kompleks di dalam suatu kumpulan marga.Kenapa bisa demikian?…
Disinilah kurangnya kesadaran/Pemahaman oleh Penatua adat akan “Dalihan Natolu”.Sering raja parhata mempertahankan pendapatnya dalam melaksanakan doghma yang terkandung di dalam falsafah dalihan natolu harus sesuai dengan jaman dulu,merasa lebih pintar dan lebih tau (Sebelum orang lain ikut tersalahkan,sebenarnya dia sendiri telah berbohong atas perkataanya sendiri,karena dia juga bagian dari jaman sekarang ini,terus…kenapa sifat demikian masih dipertahankan?.
Falsafah dalihan natolu sering diterapkan pelaksanaannya hanya untuk melengkapi unsur yang terkait di dalamnya.Sebagian penatua adat bahkan tidak menyadari apakah dasar terciptanya falsafah dalihan natolu.Tentu semuanya itu di dorong atas ajas kelahiran falsafah itu sendiri yaitu : saling menghormati di dalam kasih kekeluargaan.
Polemik yang sering terjadi dalam menjalankan tata cara untuk melaksanakan budaya batak (adat ),sering terjadi karena adanya peraturan – peraturan yang diterapkan di Anggaran Rumahtangga suatu Punguan terlebih di tanah perantauan.Garis -garis besar yang diatur dalam anggaran dasar untuk menjalankan Paradaton memang sangat dibutuhkan untuk memperkokoh adat itu sendiri sehingga tetap dalam kolerasi Dalihan Natolu.Yang perlu di kaji lebih dalam tidak sedikit Punguan marga yang mengatur di anggaran rumah tangga menghitung dengan angka apa yang diberi dan diterima dalam suatu acara adat,dan hal inilah yang sering di langgar oleh Punguan itu sendiri.(Terus kenapa harus diatur dengan angka?)
Sebaiknya,marilah kita kembali kepada hirarki prinsip dalihan natolu “kasih dalam kekeluargaan”.Ompunta sijolo – jolo tubu telah mewariskan kepada turunanya konsep untuk menjalankan adat yaitu selalu di awali dengan TONGGO RAJA.kalau dalam istilah sekarang ini JUKLAK (petunjuk pelaksanaan) yang di putuskan di TONGGO RAJA.
Kita harus menyadari bahwa adat batak itu bersifat flexsible dan selalu terus bisa mengikuti perkembangan jaman tanpa menyimpang dari prinsip dalihan natolu,dan seharusny jangan kita buat peraturan yang tertulis untuk mengatur jumlah yang diberi & apa yang diterima dalam suatu acara adat,mari kita sepakati menjadi aturan tersirat yang selalu ber muara di tonngoraja (Dengan harapan tidak ada yang merasa kecewa).

16 thoughts on “ARTIKEL

  1. haneselbe

    PPDMS DALAM KACAMATA PEMBERDAYAAN BUDAYA BATAK

    Parsadaan Pomparan Datu Mangambe Mangambit Silaban (PPDMS), sebagai suatu perkumpulan atau organisasi yang terbentuk berdasarkan ikatan pertalian darah (marga), pada dasarnya bertujuan untuk mengembangkan berbagai aspek budaya yang termanifestasi ke dalam adat istiadat masyarakat Batak, khususnya di lingkungan marga Silaban Sipojot di Jabodetabek. Namun demikian, perjalanan terbentuknya PPDMS bukan tanpa meninggalkan jejak-jejak pertentangan yang menjurus kepada perpecahan di dalam marga Silaban itu sendiri. Sangat disayangkan, apabila maksud baik dari pembentukan PPDMS tersebut ditanggapi oleh sekelompok orang tertentu, dengan cara menegasikan tujuan-tujuan mulia yang terancang berdasarkan AD-ART PPDMS. Terlepas dari alasan-alasan pembenar dari masing-masing pihak, yang dalam hal ini terpolarisasi dalam kubu Pengurus PPDMS dan kubu Punguan Pomparan Borsak Junjungan Silaban (selanjutnya penulis singkat dengan PPBJS), fenomena pengaruh perselisihan kedua kubu tersebut secara perlahan merembet ke “akar rumput” marga Silaban (pomparan Datu Bira, Datu Mangambe/Mangambit, dan Datu Guluan) di wilayah JABODETABEK. Sebelum penulis meletakkan dasar-dasar pemikiran (mindset) tentang keberadaan suatu organisasi di lingkungan masyarakat Batak, perlu disampaikan bahwa apabila perihal perpecahan organisasi (dalam arti melaksanakan adat istiadat) marga Silaban tersebut digantungkan pada “voting” akar rumput, penulis yakin bahwa hasilnya menghendaki kebersamaan secara keseluruhan di bawah naungan PPBJS. Lalu mengapa kita (Silaban) harus terbelah dalam melaksanakan adat istiadat akibat berdirinya PPDMS?

    Organisasi sebagai wadah dari suatu kelompok masyarakat tertentu, baik bertujuan politik, sosial dan budaya, secara konkret dapat dibagi ke dalam kelompok “pengurus” dan kelompok “yang diurus” (anggota). Untuk efektifitas dinamika organisasi, tentu akibat pertumbuhan atau perkembangan sosial, ekonomi, politik dan budaya, suatu organisasi dapat “terpecah” dalam arti disuborganisasikan ke beberapa sub organisasi yang diperlukan. Tetapi perlu dipahami bahwa dengan terbentuknya suatu “pecahan” (sub organisasi), sepanjang tidak menyimpang dari TUJUAN organisasi induk atau organisasi awal, bukan berarti bahwa sub organisasi tersebut “mbalelo”. Sebagai illustrasi, bandingkan penjelasan tersebut dengan keberadaan bentuk negara yang dapat berbentuk Negara Kesatuan atau Negara Federasi; atau bandingkan dengan keberadaan “punguan marompu-ompu” di bawah PPBJS. Dengan kata lain, keberadaan PPDMS sebagai “pecahan” (sub organisasi) dari PPBJS, tidak menyalahi etika dan/atau tata tertib keorganisasian, sebab PPDMS berdasarkan AD-ARTnya tidak bermaksud memisahkan diri dari TUJUAN organisasi marga Silaban (PPBJS). Untuk itu, sangat disayangkan apabila lahir pemahaman atau persepsi yang menggambarkan bahwa keberadaan PPDMS akan merubah orientasi marga Silaban dalam konteks adat-istiadat. Padahal, andai kita asumsikan PPDMS sebagai wadah tempat menampung air, dapat dipastikan bahwa karakter air tidak akan berubah sekalipun wadahnya berbentuk bulat, lonjong, kubus, dll nya. Itulah gambaran bagaimana karakter adat-istiadat sebagai tujuan organisasi marga Silaban (PPBJS) tidak akan berubah, sekalipun organisasinya bermetamorfosa setelah berdirinya PPDMS. Lalu mengapa kelompok tertentu begitu ngototnya (resisten) terhadap keberadaan PPDMS?

    Penulis terhenyak ketika menerima sms dari seorang kerabat, yang isinya antara lain : “Apa tanggapan bapatua atas permintaan seorang tokoh PPBJS kepada tokoh adat (yang dituakan), agar mendukung pembubaran PPDMS ?” Lalu penulis mambalas : “Tidak seorangpun yang berwenang membubarkan PPDMS, dengan alasan demi terciptanya kesatuan marga Silaban di bawah organisasi PPBJS. Sebab keberadaan PPDMS, selain dapat mengefektifkan administratif keorganisasian juga dapat mengoptimalisasi adat istiadat sebagai tujuan terbentuknya PPBJS.” Dari peristiwa tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa keberadaan PPDMS sudah dijadikan “bola panas” yang akan terus menggelinding, membesar dan akhirnya membakar, apabila tidak segera diselesaikan. Lebih jauh lagi, buah dari tuntutan pembubaran PPDMS tidak menunjukkan adanya langkah-langkah perbaikan. Bahkan, seolah-olah kesatuan tujuan organisasi marga Silaban ke depan tergantung pada dikotomi “bubar atau tidaknya PPDMS”. Suatu pola pikir yang keliru! Sebab, terlepas dari faktor penyebab perselisihan (sikkam mabarbar), penyelesaian permasalahan PPDMS berdasarkan pendikotomian tersebut pasti akan melahirkan ketersinggungan identitas ego dari masing-masing pihak. Di satu pihak, penyandang identitas ego PPDMS tentu tidak rela dipaksa hilang untuk alasan yang tidak beralasan (dibuat-buat); dan di pihak lain, penyandang identitas ego PPBJS tidak rela disaingi PPDMS demi persatuan marga Silaban. Oleh karenanya, demi penyelesaian kepentingan PPBJS dalam perspektif adat istiadat, diperlukan kesadaran dan kecerdasan dalam melihat perkembangan/pertumbuhan kelompok-kelompok masyarakat adat Batak, khususnya kelompok masyarakat marga Silaban di Jakarta. Tidak perlu mengatakan ‘tidak’ kepada sesuatu yang berbeda, tetapi tanya dan cari jawaban atas perbedaan yang ada (tidak ada gading yang tidak retak).

    Di akhir penulisan artikel, penulis terimajinasi bahwa suatu saat kelak mungkin saja terbentuk PPDBS (Parsadaan Pomparan Datu Bira Silaban) dan PPDGS (Parsadaan Pomparan Datu Guluan Silaban, yang tetap berafiliasi ke PPBJS (Parsadaan Pombaran Borsak Junjungan Silaban). Horas.

    Balas
    1. datumangambe02 Penulis Tulisan

      Horas Abang:manahan_sihombing@yahoo.com.Pemikiran yang brilian yang telah dituliskan diatas,sungguh menjadi pembuka kacamata hati semua marga Silaban.Bahkan selama ini pemikiran seperti itulah yang sulit di dapatkan oleh sebagian Natua tua ni marga Silaban.Sebagai paparan pendukung tulisan Abang,di halaman web ini sudah pernah saya tulis mengenai pesan Natal tahun 2013.(Disi ma takembanghon pemikiran manang saran laho patolhashon angka nauli dihita Namarhaha-Maranggi)
      Horas,Mauliate

      Balas
  2. Monang JP Silaban

    KUTIPAN DARI TETANGGA

    KISAH NYATA ANAK DURHAKA DARI SINGAPURA

    Sebuah Kisah Nyata dari Negeri tetangga Singapura beberapa dekade lalu yang cukup menghebohkan hingga Perdana Menteri saat itu, Lee Kwan Yew senior turun tangan dan mengeluarkan dekrit tentang orangl
    ansia di Singapura.

    Dikisahkan ada orang kaya raya di sana mantan Pengusaha sukses yang mengundurkan diri dari dunia bisnis ketika istrinya meninggal dunia. Jadilah ia single parent yang berusaha membesarkan dan mendidik dengan baik anak laki-laki satu-satunya hingga mampu mandiri dan menjadi seorang Sarjana.

    Kemudian setelah anak tunggalnya tersebut menikah, ia minta ijin kepada ayahnya untuk tinggal bersama di Apartemen Ayahnya yang mewah dan besar. Dan ayahnya pun dengan senang hati mengijinkan anak menantunya tinggal bersama-sama dengannya. Terbayang dibenak orangtua tersebut bahwa apartemen nya yang luas dan mewah tersebut tidak akan sepi, terlebih jika ia mempunya cucu. Betapa bahagianya hati bapak tersebut bisa berkumpul dan membagi kebahagiaan dengan anak dan menantunya.

    Pada mulanya terjadi komunikasi yang sangat baik antara Ayah-Anak-Menantu yang membuat Ayahnya yang sangat mencintai anak tunggalnya itu tersebut tanpa sedikitpun ragu-ragu mewariskankan seluruh harta kekayaan termasuk apartment yang mereka tinggali, dibaliknamakan ke anaknya itu melalui Notaris terkenal di sana.

    Tahun-tahun berlalu, seperti biasa, masalah klasik dalam rumah tangga, jika anak menantu tinggal seatap dengan orang tua, entah sebab mengapa akhirnya pada suatu hari mereka bertengkar hebat yang pada akhirnya, anaknya tega mengusir sang Ayah keluar dari apartment mereka yang ia warisi dari Ayahnya.

    Karena seluruh hartanya, Apartemen, Saham, Deposito, Emas dan uang tunai sudah diberikan kepada anaknya, maka mulai hari itu dia menjadi pengemis di Orchard Rd. Bayangkan, orang kaya mantan pebisnis yang cukup terkenal di Singapura tersebut, tiba-tiba menjadi pengemis!

    Suatu hari, tanpa disengaja melintas mantan teman bisnisnya dulu dan memberikan sedekah, dia langsung mengenali si ayah ini dan menanyakan kepadanya, apakah ia teman bisnisnya dulu. Tentu saja, si ayah malu dan menjawab bukan, mungkin Anda salah orang, katanya. Akan tetapi temannya curiga dan yakin, bahwa orang tua yang mengemis di Orchad Road itu adalah temannya yang sudah beberapa lama tidak ada kabar beritanya. Kemudian, temannya ini mengabarkan hal ini kepada teman-temannya yang lain, dan mereka akhirnya bersama-sama mendatangi orang tersebut. Semua mantan sahabat karibnya tersebut langsung yakin bahwa pengemis tua itu adalah Mantan pebisnis kaya yang dulu mereka kenal.

    Dihadapan para sahabatnya, si ayah dengan menangis tersedu-sedu, menceritakan semua kejadian yang sudah dialaminya. Maka, terjadilah kegemparan di sana, karena semua orangtua di sana merasa sangat marah terhadap anak yang sangat tidak bermoral itu.

    Kegemparan berita tersebut akhirnya terdengar sampai ke telinga PM Lee Kwan Yew Senior.

    PM Lee sangat marah dan langsung memanggil anak dan menantu durhaka tersebut. Mereka dimaki-maki dan dimarahi habis-habisan oleh PM Lee dan PM Lee mengatakan “Sungguh sangat memalukan bahwa di Singapura ada anak durhaka seperti kalian” .

    Lalu PM Lee memanggil sang Notaris dan saat itu juga surat warisan itu dibatalkan demi hukum! Dan surat warisan yang sudah baliknama ke atas nama anaknya tersebut disobek-sobek oleh PM Lee. Sehingga semua harta milik yang sudah diwariskan tersebut kembali ke atas nama Ayahnya, bahkan sejal saat itu anak menantu itu dilarang masuk ke Apartment ayahnya.

    Mr Lee Kwan Yew ini ternyata terkenal sebagai orang yang sangat berbakti kepada orangtuanya dan menghargai para lanjut usia (lansia). Sehingga, agar kejadian serupa tidak terulang lagi, Mr Lee mengeluarkan Kebijakan / Dekrit yaitu “Larangan kepada para orangtua untuk tidak mengwariskan harta bendanya kepada siapapun sebelum mereka meninggal. Kemudian, agar para lansia itu tetap dihormati dan dihargai hingga akhir hayatnya, maka dia buat Kebijakan berupa Dekrit lagi, yaitu agar semua Perusahaan Negara dan swasta di Singapura memberi pekerjaan kepada para lansia. Agar para lansia ini tidak tergantung kepada anak menantunya dan mempunyai penghasilan sendiri dan mereka sangat bangga bisa memberi angpao kepada cucu-cucunya dari hasil keringat mereka sendiri selama 1 tahun bekerja.

    Anda tidak perlu heran jika Anda pergi ke Toilet di Changi Airport, Mall, Restaurant, Petugas cleaning service adalah para lansia. Jadi selain para lansia itu juga bahagia karena di usia tua mereka masih bisa bekerja, juga mereka bisa bersosialisasi dan sehat karena banyak bergerak. Satu lagi sebagaimana di negeri maju lainnya, PM Lee juga memberikan pendidikan sosial yang sangat bagus buat anak-anak dan remaja di sana, bahwa pekerjaan membersihkan toilet, meja makan diresto dsbnya itu bukan pekerjaan hina, sehingga anak-anak tsb dari kecil diajarkan untuk tahu menghargai orang yang lebih tua, siapapun mereka dan apapun profesinya.

    Sebaliknya, Anak di sana dididik menjadi bijak dan terus memelihara rasa hormat dan sayang kepada orangtuanya, apapun kondisi orangtuanya.

    Meskipun orangtua mereka sudah tidak sanggup duduk atau berdiri,atau mungkin sudah selamanya terbaring diatas tempat tidur, mereka harus tetap menghormatinya dengan cara merawatnya.

    Mereka, warganegara Singapura seolah diingatkan oleh PM Lee agar selalu mengenang saat mereka masih balita, orangtua merekalah yang membersihkan tubuh mereka dari semua bentuk kotoran, juga yang memberi makan dan kadang menyuapinya dengan tangan mereka sendiri, dan menggendongnya kala mereka menangis meski dini hari dan merawatnya ketika mereka sakit.

    Bagaimana dengan Indonesia? Mohon share ini kepada teman-teman Anda agar menjadi pengingat kepada kita semua.

    Balas
  3. Monang JP Silaban

    INTERAKSI KOMUNITAS SOSIAL

    Setiap Suku memiliki kekuatan interaksi sosial baik di daerah asal maupun di perantauan. Kekuatan interaksi tersebut dapat kita lihat diberbagai daerah dengan pola yang berbeda-beda. Orang Batak salah satu yang memiliki kekuatan tersebut dengan salam khasnya MARTAROMBO. Silsilah sangat dominan terlihat apabila dua Suku Batak bertemu disuatu tempat atau daerah. Kebudayaan ini sangat melekat membuat orang Batak tidak mendapat kesulitan untuk merantau keberbagai daerah. Dalam suatu daerah yang ditempati orang Batak selalu kita temukan perkumpulan Marga. Keistimewaan ini selalu ditanamkan kepada anak-anak yang memiliki keinginan merantau dengan pesa” AMANG INANG MOLO DUNG SAHAT HO DIHUTA NIHALAK(SILEBAN) JUMOLO MA LULUI AMANGMU DOHOT INANGMU, MOLO HAMI PANGINTUBU DO ANGGO PAINUNDUN ANGKA DONGAN TUBU NANIDAPOTMU DI PANGARANTOAN I DO”. Ini sangat sering diucapkan orang tua kita disaat pertama mencari apapaga nalomak di kampung orang lain. Disini kita melihat budaya orang Batak itu sangat indah, selalu mengutamakan persaudaraan. Ada berpikir kenapa orang tua selalu berpesan pada anaknya mencari orang tua diperantauan, karena merasa ketakutan apabila anaknya terlantar atau mendapat sesuatu sehingga tidak ada yang mengurus atau memberi kabar kepada keluarganya. Kekuatan ini mengindikasikan bahwa orang Batak suka berkumpul dan mengamalkan butir sila ke Empat. DIperantauan sangat jelas kita lihat komunitas orang Batak sangat menonjol baik dari sisi peradaban atau ikatan komunitas lainnya. Dalam suka dan duka secara terorganisir kegiatan sosial akan berjalan baik acara Pesta pernikahan atau kemalangan. Kekerabatan ini sering dikagumi oleh suku-suku yang lainnya mengatakan orang Batak selalu kompak dimanapun berada. Kebanggaan kita selaku orang Batak yang ditanamkan budaya yang bernilai tinggi tidak bisa kita lupakan apalagi ditinggalkan begitu saja, karena pihak luar saja mengagumi kegiatan sosial tersebut. Melihat kekuatan budaya ini sepantasnya kita menguatkan terhadap generasi muda sebagai penerus untuk melestarikannya, agar keindahan dan kelebihan ini tidak pudar dikemudian hari. Bagaimana kalau kita melihat orang Batak yang tidak mencantumkan Marganya? Apakah boleh dikatakan dia tidak bangga selakuku suku Batak? Disisi lain banyak juga orang Batak merasa malu mencatumkan marganya apalagi berbahasa Batak, dengan alasan sudah lahir di kota dan jarang pulang kampung. Banyak juga kita lihat orang Batak yan lahir di Bona pasogit mengatakan sudah tidak tahu lagi berbahasa Batak sementara dia berkomunitas dilingkungan yang banyak dihuni orang Batak. Sebenarnya siapa yang patut dipertanyakan dalam hal tersebut? Mari kita tanya dan jawab pada diri sendiri. Kebanggan selaku orang Batak banyak dilakukan dari gertakannya dan kekuatan suaranya, padahal orang Batak itu sejatinya adalah orang lembut dan sangat perasaan. Kita bisa melihat kebanyakan lagu yang diciptakan dan dinyanyikan orang Batak sendu dan sedih, ini menggambarkan kelembutan hati dan sensitifnya perasaan orang Batak. Pandangan orang Batka mengatakan ANAK ni Raja dohot BORU ni RAJA sangat kuat melekat sehingga sering melupakan situasi dimana kita berdiri. Istilah ini sering disalah artikan membuat kita menjadi merasa lebih hebat dari yang lainnya, padahal yang diinginkan disini adalah Raja sebagai penganyom,pendorong dan penyokong. Sifat pemimpin adalah slah satu dari Raja yang menonjol kita ambil, namun sifat kelembutan dan suka mengalah sering ditinggalkan. Bagaimana kita harus menyatukan sifat pemimpin dengan rendah hati yang sensitif? Mari kita mulai dari diri kita, keluarga kita baru kelingkungan sekitar kita, bila ini sudah diterapkan benarlah kita ANAK ni RAJA dohot BORU ni RAJA.

    BAGAIMANA DENGAN KITA SILABAN ?

    Semoga budaya ini semakin kuat dilingkungan kita keluarga Besar Silaban, sehingga kekuatan budaya tersebut nampak terang didalam komunitas peradaban atau komunitas sehari-hari. Harapan Ompung kita agar kita menjadi satu kekuatan yang memiliki ikatan kuat membuat persatuan yang kokoh agar tidak rapuh dikemudian hari. Apakah kita bisa bertahan apabila sudah ada bibit-bibit perpecahan? Perkembangan marga Silaban sangat pesat bisa kita lihat sudah ada merantau keseluruh Nusantara bahkan ke Luar Negeri. Kita pantas bangga memiliki keluarga yang dapat merantau dan hidup layak diberbagai daerah, sehingga kebanggan dan doa dari orang tua tercapai dengan tingkat kehidupan yang mengarah ke sejahtera. Tidak dipungkiri sebahagian marga Silaban masih mendpaat kesulitan bertahan hidup mungkin karena kesulitan lapangan kerja atau ketidak mampuan berkarya atau ketidak rajinan mencari kesempatan. Pergumulan ini dirasakan semua marga yang ada di dunia ini. Sejau mana kita mempertahankan sosial sesama marga Silaban? Kita kembalikan pada diri kita masing-masing. Semoga interaksi sosial antara marga Silaban terjaga dengan rapi dan menguatkan persaudaraan yang harmonis.

    Harapan kedepan akan tercapai dengan transparan bagi generasi muda kita Marga SIlaban, apabila kita jujur mengatakan semua Silaban bersaudara bergandengan tangan dengan erat untuk menyongsong masa depan yang cerah. Didepan Cahaya itu sudah mulai nampak tinggal kita bagaimana mendekati cahaya tersebut. Program para orang pandai marga Silaban sudah bekerja keras untuk mengajak saudara kita semua berlari kencang menuju cahaya tersebut, dapat kita lihat dengan mengadakan Pesta yang dilakukan pada 10-10-2010. Dengan semangat tinggi para pengetua kita tetap berusaha dan bekerja cerdas tanpa memikirkan energi yang dikeluarkan baik dari sisi material ataupun jasa mereka tidak pedulikan dengan tujuan SILABAN TETAP BERSATU. Bagaimana kita yang hanya menunggu dan melihat usaha beliau tersebut, apakah kita sudah berperan dengan kemapuan dan kekuatan kita?
    Semoga usaha mereka akan dilihat dan menjadi sejarah bagi marga SIlaban dikemudian hari. Keinginan mereka sangat mulia untuk menyatukan persaudaraan diantara kita sesama keluarga besar SILABAN.

    Semoga Tuhan memberkati kita semua keluarga besar marga SILABAN dimanapun berada meri kita kuatkan persaudaraan tanpa memandang siap dia, sejauh mana tingkat sosialnya. SILABAN TETAP SILABAN DAN SILABAN ADALAH SATU.

    Mohon maaf ini hanya sekedar penyegar disiang hari kalau tidak suka mohon di DELATE.

    terimakasih
    Monang JP Silaban / DM.13

    Balas
  4. Monang JP Silaban

    PERLUKAH SILABAN BERSATU ?
    Silaban merupakan salah satu marga yang besar dari banyaknya marga Batak, dimana marga Silaban turun temurun telah mengabdikan dirinya untuk melestarikan budaya Batak. Melihat perkembangan baik secara tehnologi atau sosial budaya, Silaban tetap berperan dalam lingkungan kecil maupun besar mendukung kemajuan tersebut. Perkembangan budaya yang semakin pesat akan membuat pola hidup semakin kritis dan mendekati kurang peduli terhadap budaya atau peradaban yang diturunkan oleh nenek moyang kita. Perubahan ini dapat kira rasakan saat ini dimana manusia secara otomatis akan berlomba saling meninggalkan untuk mencapai cita – citanya. Kehidupan dapat diumpamakan seperti dua garis ditarik lurus dan dirapatkan akan membuat sudut pangkal nol derajat. Semakin dipengaruhi oleh jarak dan ruang maka garis tersebut akan menciptakan sudut yang semakin lama semakin besar. Mungkinkan sudut tersebut kembali ke sudut nol? Pemikiran saya sangat memungkinkan tapi butuh porses dan waktu yang lama. Apa hubungannya dengan perlukah Silaban bersatu? Tergantung bagaimana kita menilai dan mensikapinya. Perkembangan sekarang ini membuat waktu kita semakin sempit untuk berinteraksi dimana membutuhkan waktu dan ruang. Keadaan ini tidak bisa dipungkiri dimana semakin maju tehnologi, semakin berkembangnya populasi manusia sementara area mencari nafkah tetap. problem ini salah satu yang mempengaruhi interaksi semakin terbatas.
    BAGAIMANA KITA TETAP BERSATU ?
    Pertanyaan yang mungkin semua orang mengatakan pertanyaan yang sangat gampang namun pelaksanaannya sangat tergantung manusianya. Mari kita urai dengan pandangan dilingkungan serta pengalaman kita. Di setiap daerah Silaban selalu membuat perkumpulan Partangiangan untuk mengikat tali persaudaraan sesama anggota Silaban boru bere dan ibebere. Setiap sekali sebulan rutinitas ini berjalan dari tahun ketahun, namun pernahkah kita berpikir semua itu telah mengikat kita? Ataukan hanya sebagai persyaratan atau rutinitas menunjukkan bahwa kita bersaudara atau hanya mengikuti kebiasaan marga-marga lain untuk menunjukkan bahwa kita juga Kristen? Sekilas kita melihat seperti eratnya hubungan sosial sesama keluarga besar Silaban, namun sering juga kita melihat sebagai kegiatan rutinitas. Marga Silaban diikat persaudaraan dengan bermacam cara seperti partangiangan dan komunikasi Budaya. Semua ini dilakukan demi mempertahankan kekerabatan yang telah dibina dari nenek moyang marga Silaban. Dapat kita lihat kekuatan ini pada saat melakukan Pesta Adat dimana semua Marga akan saling berbuat sesuai dengan keadaan dan kemapuan masing-masing. Marga Silaban juga merupakan salah satu yang masih menggunakan nomor silsilah untuk menempatkan posisi peradaban yang berlaku pada marga Silaban. Apa semua ini sudah cukup untuk mempertahankan Silaban tetap bersatu? Tergantung penilaian dan pemikiran kita masing-masing.
    APA TUJUAN KITA BERSATU ?
    Setiap organisasi atau perkumpulan sosial memiliki tujuan mulia kedepannya, seperti perkumpulan marga yang bergerak dibidang sosial. Kalau kita melihat tiap kumpulan selalu berperan atau mengambil peran apabila ada salah satu anggota Punguan tersebut mendapatkan kebahagiaan ataupun kemalangan. Kegiatan ini sudah berlangsung sangat lama semenjak perkumpulan dibentuk atau semenjak adanya Marga Silaban. Namun cukupkah sampai ditingkat itu kita bersatu? Mari kita lihat disetiap daerah atau lingkungan kita masing-masing.
    Dalam suatu Marga selalu ada yang dapat ditonjolkan baik dari sisi posisi atau ilmu yang dimilikinya, sehingga marga tersebut sebenarnya memiliki peluang untuk bersaing dengan marga-marga lainnya di dunia ini. Bila melihat salah satu dari marga Toga Sihombing seperti NABABAN kita akan tertantang untuk melihat kemampuan mereka bersaing di Negara ini. Kita harus mengakui mereka hebat (tapi bukan mendikte kita) terlewatkan oleh kesempatan tersebut. Kita melihat di HKBP marga Nababan sudah ada menjabat sebagai Ephorus bagaimana dengan Marga Silaban? Di DPR yang kita cintai ini marga Nababan sering kita dengar baik melalui Televisi atau Koran mendapat posisi atau sebagai anggota Dewan terhotmat. Mereka bukan satu orang mungkin ada beberapa orang yang aktif dan berperan menentukan arah Negara ini. Bagaimana dengan kita Marga Silaban ?
    Sebentar lagi pemilu 2014 sudah semakin dekat dimana pesta besar ini selalu dimanfaatkan setiap orang atau marga di Indonesia ini untuk menempatkan perwakilannya . Mungkinkah kita menempatkan salah stu dari marga kita? Melihat dari berbagai faktor dan persyaratan marga Silaban sangat memungkinkan menempatkan salah satu yang terbaik untuk mengisi kesempatan tersebut. Marga Silaban memiliki banyak orang yang pintar dan berkemampuan untuk bersaing dengan lainnya. Dari strata pendidikan marga Silaban sudah banyak yang mendapat stata S1,S2 bahkan S3. Ini sangat berpeluang untuk bersaing dengan marga-marga lainnya dalam memposisikan kesempatan tersebut.
    Melihat jumlah dari marga silaban yan sudah berkembang dan memiliki pengaruh masing-masing disetiap daerah kesempatan tersebut akan sangat mendukung kita mengorbitkan salah satu orang terbaik marga Silaban. Bagaimana kalau kita bersatu untuk mendukung dan mendorong salah satu putra-putri terbaik marga Silaban. Jangan takut akan jumlah mencapai kuota atau tidak karena setiap keluarga Silaban memiliki pengaruh masing-masing dilingkungannya. Kita mencoba menjalin tali silaturahmi dengan pomparan Toga Sihombing dan keluarga yang lainnya. Selain dari lingkungan kita sendiri orang lain juga bisa dipengaruhi dengan etikat baik seperti peradaban dan hubungan sosial lainnya. Pekerjaan ini tidak akan sia-sia walau nantinya yang kita dorong akan melupakan kita, namun yang perlu diingat namanya ada tertulis SILABAN. Kebanggan kita melihat salah satu orang terbaik kita berbicara dan berperan dalam Negara ini akan menambah semangat generasi yang lebiih muda. Apakah kita bisa mencari figure tersebut mengingat cukup banyak marga Silaban yang memiliki potensi? Disinilah kita perlu berjiwa besar saling berkompromi yang positif. Kesepakatan yang kita ciptakan telah mencerminkan makna dari salah satu sila Pancasila yaitu si keempat. Dengan musyawarah kita tempatkan salah satu putra putrid terbaik untuk bersaing di Negara yang kita cintai ini.
    CONTOH KEEGOISAN
    Pada pemilu tahun 2009 daerah Duri menempatkan orang Batak diposisi ke tiga dibawah suku Jawa dan suku Minang, Namun kalau kita melihat posisi anggota dewan di daerah bengkalis asal pemilihan Duri sangat memprihatinkan. Dari informasi yan kita dapat calon anggota dewan khusus asalah pemilihan Duri berjumlah 275 orang dimana orang Batak menempatkan calonnya sebanyak 65 orang. Toga Sihombing termasuk yang pantastis menempatkan calonnya baik marga Sihombing, boru atau Bere ada sampai 10 orang. Melihat statistic marga yang terdaftar dari Toga Sihombing sekitar 1000 KK dengan perincian Borsak Sirumonggu sekitar 500 KK, Borsak Junjungan sekitar 350 KK, Borsak Mangatasi sekitar 100 Kk dan borsak Nabinbingan sekitar 60 KK. Untuk menempatkan salah satu calon anggota akan dibutuhkan dukungan 6000 suara ,sementara kalau dihitung Toga Sihombing katakan rata-rata 3 orang pemilih maka jumlah suara sekitar 3000 suara belum mencukupi kuota. Kalau kita bersatu kesempatan akan ada walau sedikit dengan cara pendekatan kepihak lainnya atau mengharapkan suara lebih dari orang lainnya. Kesempatan ini tidak kita manfaatkan satupun tidak mencukupi kuota yang mencalonkan ada sepuluh orang ini namanya pekerjaan adu nasib. Belajar dari contoh tersebut perlukah kita bersatu?
    Pengalaman ini mungkin terjadi di daerah lainnya sehingga salah satu dari putra putri Silaban tidak mendapatkan kesempatan tersebut.
    Bagaimana ini bisa tercapai mari kita pikirkan masing-masing dalam waktu dan ruang yang tepat.
    Monang JP SIlaban / DM.13
    Maaf saudara/I ku ini hanya keisengan semata tidak ada maksud lainnya atau provokasi negative. Saya hanya mencoba melihat dan bertanya dalam hati bagaimana kalau Silaban bersatu dan menempatkan putra putrid terbaiknya bersaing dengan marga-marga lainnya. Kalau tulisan ini tidak beraturan sesuai standar penulisan yang baik saya mohon maaf maklum pendidikan saya rendah.

    Balas
  5. Monang JP Silaban

    BESI DAN AIR

    Besi begitu bangganya mengatakan “sayalah yang terhebat keras dan kuat”. Semua bisa kuterobos semua bisa kusakiti. Dengan sombongnya dia berkata pada alam sekitarnya, tanpa ada rasa takut dia menyombongkan kehebatannya tersebut. Semua unsur membutuhkan rumah agar kokoh harus menggunakan saya, jembatan, kenderaan,kapal laut,pesawat,pengeboran dll. Kehebatan ini selalu dibanggakan kepada setiap unsur yang dilalaui. Semua membaggakan dan menjagokan dialah yang paling hebat dijagat raya ini, sehingga membuat dirinya sombong karena merasa tidak ada satupun yang akan menaklukkannya. Ketika dia bertemu dengan air dia berkata penuh keangkuhan mengatakan bahwa air adalah yang paling lemah,lembek dan tidak berdaya. Besi tidak pernah berpikir kelembuatan air itu adalah kekuatan yang tidak ada bandingannya. Besi mengajak bertarung dengan air untuk menunjukkan kehebatannya.
    Dengan kerendahan dan penuh kelembutan Air menyanggupi pertarungan tersebut, untuk menunjukkan bahwa kesombongan selalu kalah dengan kelemah lebutan dan kerendahan hati. Mereka mencoba ujian pertama untuk menerobohs sebuah gua yang sempit, dimana gua tersebut penuh dengan batu keras dan tanah yang padat. Dengan sombongnya besi menunjuukkan kekuatannya menerobos batu tersebut, mencoba mengebor batu-batuan keras. Dia merusak lingkungan gua dimana batu berlobang bahkan ada yang hancur. Apa yang terjadi dengan air? Dia dengan susah payah mencoba menelusuri stiap celah atau rongga yang terselip diantara bebatuan, lambat dan penuh perasaan dia mengikuti nuraninya tanpa merusak lingkungan gua tersebut. Ketika mereka sampai keujung kesombongan besi tidak seperti dahulu lagi, dimana sekujur tubuhnya luka,lecet karena kekuatannya untuk menghancurkan batu dilakukan penuh keangkuhan. Ketika dia melihat si air dengan senyum penuh ramah mengatakan wahai saudaraku besi kenapa sekujur tubuhmu penuh luka lecet? Sibesi menjawab akibat saya merusak semua yang menghalangi keinginanku untuk melewati gua tersebut. Siar tersenyum dan berkata” kenapa engkau harus merusak? Lihatlah saya semua yang saya lalui tidak merasa rugi, mereka semua melambaikan tangan dan berkata semoga engkau air sukses sampai ketujuanmu. Apakah mereka berkata seperti itu terhadap dirimu saudaraku Besi? Dengan rasa malu dan tertunduk dia berkata tidak, semua mereka mengutuk dan menyumpahi saya. Mereka semua mendoakan agar saya hancur berkeping tanpa ada bekas. Ketika itu air tersenyum dan berkata wahai saudaraku Besi cobalah berbicara dan berbuat dengan hati nuranimu agar semua menyayangi dirmu. Ketika itu kesombongan Besi belum sepenuhnya hilang, dia berkata ingin mencoba ujian berikutnya untuk menunjukkan kehebatan serta kesombongannya.
    Ujian kedua mereka sepakat mencoba menelusuri celah sempit sebuah pengunungan untuk mencapai dasar. Kekuatan da nkesombongan besi menrusak tatanan pengunungan tersebut. Meruntuhkan menyisihkan batu-batuan, pohon dan rumput semua digilas dan dirusak serta makhluk hidup lainnya ketakutan dan menjauh dari pengunungan tersebut. Kesepakatan tidak lagi sesuai dengan keadaan dilapangan pertarungan karena kekuatan dan kesombongan telah menghancurkan perbukitan tersebut. Celah bukit yang merupakan kesepakatan tidak lagi bernama celah tapi sudah menjadi parit atau rongsokan yang membuat bukit itu kesakitan penuh dengan tetesan air mata. Air dengan kelembutannya berusaha menyusuri setiap celah yang ada, setiap celah dilalui dia selalu memberika sumber kehidupan memberi kesuburan tanpa ada yang merasa dirugikan.Dengan penuh kesabaran air menyusuri celah-celah bukit memberikan kebahagian bagi tempat yang disinggahinya, ucapan selamat dan terimakasih selalu dia dapat dari penghuni bukit tersebut. Akhirnya mereka sampai pada tujuan dan berbicara tentang perjalanan selaam menelusuri perbukitan. Kembali air bertanya wahai saudaraku besi kenapa tubuhmu penuh luka dan semua yang engkau lalui menjauh dan menyumpahimu? Besi tertunduk untuk kedua kalinya, dan berkata semua saya hancurkan untuk menunjukkan kekuatan saya. Setiap say melewati mereka semua menjauh dan berkata sumpah serapah terhadap saya. Besi bertanya apa pendapat mereka tentang perjalananmu air? Dengan kelembutannya air berkata semua yang saya lalui damai memberika dorongan semangat serta menyerukan kesuksesan buat saya. Besi tertunduk dia berkata untuk kedua kali saya dipermaluka dengan penuh kasih dan kelembutan. Walaupun sudah dua kali kesombongan kalah dengan kelembutan dia tetap mengatakan bahwa kekuatanlah yang paling hebat dan saya akan mencoba ujian yang ketiga kalinya.
    Mereka menjalani ujian ketiganya dengan melalui sebuah Gunung untuk mencapai darar pegunungan, mereka berusaha dengan caranya masing-masing. Kesombongan kembali ditunjukkanbesi menghancurkan semua yang ada digunung tersebut. Bebatuan dihancurkan,terjunan dirusak kekuatannya berusaha untuk mempersingkat jalan menuju kaki gunung. Gunung tersebut dibor dan dilongsorkan penuh kesombongan tetapi Gunung itu tetap berdiri. Luka ditinggalkan besi, penderitaan ditinggalkan disetiap tempat yang dilewati dan akhirnya dia sampai dikaki gunung. Namun si Air menelusuri Gunung tersebut penuh senyum keramah tamahan, dia dengan kekuatannya mengikuti stiap alur yang bilewati untuk mencapai kaki Gunung tersebut. Disaat dia melewati tempat diberikan senyum dan kehidupan baru, semua mereka senang dan berucap terimaaksih air engkau telah memberikan sumber kehidupan bagi kami. Semoga tujuanmu sampai kekaki Gunung dengan selamat dan setiap tempat yang engkau lalui mendapat kehidupan baru. Kembali untuk ketiga kalinya Besi tertunduk dihadapan air kekalahan demi kekalahan didapat dari kelembutan. Besi diawal begitu angkuh mengatakan air adalah yang paling lemah tidak memiliki kekuatan. Ketiga kali Besi mengandalkan kekuatan dan kekerasan namun yang dia dapat adlah luka,penghinaan dari lingkungan,sedangkan air tetap segar memberikan sumber kehidupan setiap tempat dilewati mendapat berkat akibat keramahan yang diberikan air.
    Air berkata dengan lembut wahai Besi kekuatan dan kesombongan itu akan merusak kita sendiri, coba lihat sekujur tubuhmu penuh luka lebam. Semua yang engkau lalui membencmu dan mengutukmu. Saya air engkau anggap paling lemah dan paling lembek dibumi ini, tapi ingatlah saudaraku kekuatanku sangat dahsya. Disaat saya marah maka penderitaan yang timbul tidak hanya untuk orang-orang jahat tapi semua yang saya lalui akan menderita. Saya memiliki kekuatan dahsyat bahkan engkau besi bisa saya lemparkan ke atas rumah, keatas Gunung dan kemana saya suka, kalau saya sudah marah akan dikatakan Banjir bandang,Tsunami dll. Jadi janganlah kesombonganmu engkau banggakan karena memiliki tubuh yang kuat,keras dll. Kekuatanmu itu tidak sampai lima menit bisa saya hancurkan.
    Sekian dan terimakasih

    Monang JP Silaban

    Ingatlah saudara/iku kesombongan akan selalu kalah dengan keramahtamahan. Kekuatan akan selalu kalah dengan kelemah lembutan.
    Gunakanlah kekuatan itu dengan lembut, gunakanlah kemampuanmu itu dengan ramah dan akhirnya engkalau yang terhebat dan menjadi pemenang.

    Balas
  6. Monang JP Silaban

    PODA NASADA GABE MARDAKKA

    Adong ma sada natua-tua naeng mambaritahon ima angka arta dohot angka sitaononna tu angka anakhonna. Anak nao adong ma tolu halak baoa, jala adong do naung marhasohotan. Dang sadia leleng dope anakhonna naung marhasohotan on pintor targoarma tipul ulu, jala mangihut musema nang parsonduk bolon nai gabe ma anakhon nai tading maetek. Alai ala balga do holong dinasida namarhaha anggi dipagodang ma anakhon nai ala dianggap do tubuna manang mudarnai. Dia pe tutu napagodang on pe tong do mangoli jala marnianakhon, ditingki tang anakhon na napinagodang nai dipaborhat ma mangaratto tuluat Sileban. Ditingki parlaona nungnga dipaboa ise do satikkosna ibana jala antar songon dia do ruhut-ruhut ni paradatonna. Dung mangaranto anakhonnai gabe do ibana jala tarpasu-pasu marpinompar jala marurat tutoru,mardangka disamping jala marbulung tuginjang. Lamtorop pinompar i gabe mamarsiboan baritana, nangpe nasada nasida hian diparadaton alai gabe marsiboan ondengnama alani naung maol pajumpang bohi. Diankga anakhon natubu sian amanta napagodangon adong do angka anakhonna jala tangkas dope diboto nasida bohini among nai. Tuangka anakhonnaipe dipatutur do angka ruhut ni paradaton songon naung pinaboana tu anakhon na naung marjalangi. Gabe ma saluhutna angka pomparan i, mangararat songon rihit dilaut jala songon bintang dilangit. Dung torop be nasida gabe ma marsiboan ondengna, alana adong doon natarpasu-pasu diarta portibion, adongdo natarpasu-pasu dihajolmaon. Alai adong do apala tun namarsiak bagi diarta portibi nang dihajolmaon. Disada tingki naeng ma pinomparon marpungu songon dalan mandok maulaite tu TUhan disiala pasu-pasu naung nijalona. Dipatupa ma sada parpunguan nalaho mangulahon sada horja nabolon asa marsitandaan angka namarhaha anggi. Alai bakkona doi adong pandohonan hau najonokdo marsiososan, gabe gumodangan doon tubu dipingkiran ni angka jolmai. Disaonarion nian ingkon nama hau najonok ma marsilinggoman.
    Nungnga tung loja nasida jala godang sinamot naung suda nalaho mambahen horjai, tupa matutu nasida marpungu jala marsipaboahon poda ni angka amongna. Alai aha ma tutu barita natarboan gabe ma marsiboan turi-turianna jala muse marasing-asing maangka podai. Biasa do dihalak Batak molo antar adong sinamotna sai nauntikkos do hata nion jala ondo partoha sibegeon. Ala ido namasa diportibion jala pinaihut-ihut ni angka jolma sonari ima nagabe parhata natikkos. Dangpe adong namamboan barita alai alana holan gadong donaboi dipangan on dang nalaho tataponna partoha natikkos, onma mambahen gabe godang siparbinege jala dang tolap manghatahon ala mamereng tuhadirionna. Godang do di halak Batak molo marhata napogos, pintor hatop do didokhon sogari allangonmu pe soada tarhona ho marhata-hata. Angka sisongonon nama nian nanaeng pinauli ni naparpudi asa songon ruma batak i umbalga dipudi sian dijolo. Aha nabarita siboanon diangka naung loja patupa ulaoni? Tubuma angka panolsolion jala pangarimangon boha do tutu podaon boasa gabe marragam-ragam sahat saonarion?
    Antar dosmaon songon sada binanga molo sian ginjang sada donalaho mangiringi angka doloki, alai dung lam tutoru marasing-asing nama dohot tabona manang uapna.
    Boha do tutui angka among dilungun nirohaon ajari hamumajo asa dohot iba parbinoto diangka rumang ni paradatonon.
    Mauliate
    Monang JP Silaban

    Balas
  7. Monang JP Silaban

    AWAL PERJALANAN DAN PENCARIANKU
    Kegelisahan hatiku semakin menguat dan ingin menelusuri kegelisahan tersebut. Saya akan mulai berjalan dari Namartua Guminjang baru turun ke Silakkuduk terus ke Sibuntuon tempat sebuah batu parhundulan. Sebagai permulaan saya selalu mendapat banyak rintangan yang terkadang membuat saya putus asa, kadang kala timbul rasa benci karena belum menemukan apa yang say cari. Dalam hati pernah terpikir saya akan menghilangkan semua turi-turianmu agar jangan mengganggu pikiranku, sehingga kerjaan terganggu. Semakin saya mencoba melupakan tapi bayangan itu selalu muncul agar tetap mencari. Kemana aku akan mencari namun jawabannya itulah tugas bagaimana kamu bisa memindahkan batu besar itu kalau meliaht saja sudah menyerah. Bagaimana saya mengenali Namartua Guminjang karena tempat itu sangat tinggi dan terjal. Untuk mencapai tempat itu memang bisa dari bawah tapi memiliki rintangan yang berat. Kalau mau lebih muda kita harus memutar dari sisi kiri atau kanan dimana jalannya akan rata dan tidak terlalu lelah. Bila menelusuri dari sisi kanan tempat tersebut kita akan menemui perbukitan yang landai dan menemukan banyak peninggalan jaman dahulu seperti Batu Maranak dimana warnanya hitam semua satu keluarg a batu tersebut. Seingat saya sejak kami pindah ke Tipang Namartua Guminjang itdak pernah dikunjungi orang karena katanya misterius atau menyimpan sesuatu. Saya tidak pernah terpikir tentang kata-kata orang tua jangan naik kaeatas gunung tersebut. Begitu lama hati saya bertanya emang ada apa ditempat itu? Kalau saat bulan purnama sering kita denganr suara ogung, saya gak habis pikir kenapa ada suara ogung disitu dan kenapa setiap bulan purnama? Mungkin itu hanya salah pendengaran atau bahasa sekaran ini ilusi. Namu kenapa dia sering terdengar disaat saya tinggal dikampung tersebut. Apakah semua orang mendengarnya? Hampir semua yang tinggal disekitar kaki gunung tersebut mendengar, tapi karena sudah merupakan suara rutin membuat tidak terlalu diperdulikan lagi. Apakah saya akan sampai kepuncak tersebut? Disaat hati sudah mulai luntur dan semangat sudah mulai turun, timbul lagi keinginan untuk menuju tempat tersebut. Ketika saya SMP suatu saat pernah bermimpi dengan orang tua yang tidak saya kenal dengan pesan” Disinilah harta pusaka kita, terseimpan dalam bentuk ruma Batak yang masih saya ingat seperti piring,sawan,tongkat dll”. Ketika terbangun saya mencoba menggali dengan bapak saya sudah sampai 1 meter tidak menemukan, sementara dalam mimpi saya sekitar 1,5 meter kami capek dan tidak mau lagi meneruskan. Ketika terasa capek saya tertidur disebuah batu yang sering dipertanyakan orang kepada saya, Saat tertidur sekejap saya mendapat mimpi “ Yang penting kamu tau bahwa ada harta pusaka disitu”. Ketika terbangun saya samapikan sama bapak saya mimpi tersebut sehingga kami menghentikan penggalian tersebut. Sudah lebih 20 tahun saya tidak memperdulikannya ternyata sekarang teringat lagi saya tentang tempat tersebut. Mungkinkan saya akan meneruskan atau melupakan dan menghilangkan sejarah yang pernah diberikan terhadap saya.
    Ini hanya sebagai awal dari pikiran konyol saya dan tidak bermaksud membuat suatu komen yang menrusak tatanan Silaban.

    Monang JP Silaban

    Balas
  8. Monang JP Silaban

    SI SUAN BULU

    Sisuan Bulu dalam arti harfiahnya disebut penanam Bambu. Dalam arti kehidupan Batak Toba bahwa yang dimaksud dengan sisuan BUlu adalah orang pertama yang mendirikan kampong. Sisuan Bulu itulah yang menjadi kepala dikampung tersebut dan disebut Tunggane Huta. Mengapa pendiri kampong dicontohkan penanam Bambu? Baiklah kita ulas berikut ini.
    Bambu adalah pohon yang teguh pada akarnya dan kuat pada batangnya dan daunnya tidak akan gugur sebelum tua. Bagaimanapun kuatnya angin baik berbentuk topan atau haba-haba pohon Bambu tidak akan tumbang dan batangnya tidak akan patah serta daunnya yang belum tua tidak akan gugur serta tumbuhnya berumpun. Bambu pada perkampungan Batak Toba ditanam keliling kampong merupakan kandang hidup dab benteng bagi kampong tersebut. Jika angin berhembus atau topan datang, berkat dari pagar Bambu hidup yang menjadi benteng bangunan rumah dan penghuninya tidak merasa kedinginan dan bangunannya tidak rusak atau rubuh. Sehubungan Bambu tumbuhnya merumpun maka setiap hewan ternak tidak akan liar keluar kampong serta binatang liar atau binatang buas tidak dapat memasuki kampong.
    Dengan emikian penghuni kampong akan merasa aman dan sejahtera. Demikianlah gambaran SIsuan Bulu yang disebut TUNGGANE HUTA atau pimpinan kampong haruslah seperti Bambu menjadi benteng menganyomi seisi kampong, bertanggung jawab keluar dan kedalam untuk seisi kampong tersebut. Apapun cobaan yang datang dari luar maupun dari dalam sipemim[in akan menanggung jawabinya demi kebaikan dan kesejahteraan kampong.
    Tunggane hutalah segala-galanya yang bertanggung bertindak sebagai pemimpin bersifat melindungi seisi kampunh termasuk ternak dan tumbuhan atau tanaman mereka. Jadi sisuan Bulu atau TUnggane Huta adalah gambaran seorang Pemimpin yang bertanggung jawab akan seluruh anggotanya. Teguh pada akar pandangannya, kuat pada Batang pendiriannya,dan utuh pada buah pemikirannya guna menganyomi para bawahannya atau anggota.
    Demikianlah seorang pemimpin mampu memanfaatkan serta menggerakkan semua potensi seisi kampong demi kesejahteraan bersama pada isi kampong tersebut. SInuan Bulu sibahen n alas, sinuan partuturan sibahen na horas. Artinya ditanam bamboo membuat segar, dibentuk kekerabatan agar selamat. Jadi pengertian penanaman Bambu menjadi pagar kampong adalah agar kampong tersebut segar dan maknanya pada penghidupan sehari-hari adalah apabila ada perkawinan membentuk kekerabatan hendaklah yang dibentuk itu demi keselamatan bersama bagi mereka yang membentuk kekerabatan itu. Rumpun Bambu yang utuh adalah gambaran rumpun kekerabatan yang utuh demi keselamatan bersama tidak menumbuhkan permasalahan menjadi persoalan hidup sesame mereka. Met sore

    Balas
  9. Monang JP Silaban

    BONA NI PINASA

    Bona ni Pinasa dalam arti harfiahnya adalah Pohon Nangka. Nangka sering ditanam sekitar rumah sekitar kampong serta diladangan. Kayunya harum,buahnya enak dan ranum. Daunnya sering dibuat alas beras dalam periuk ditanank sehingga nasi tidak berkerak. Babalnya dapat dibuat menjadi makanan sedap yang dicampur dengan garam dan cabai, daun papaya yang rasanya kelat sedikit pedas, asin dan pahit.
    Karena dalam sebuah nangka biji buahnya banyak dapat dibagi-bagikan kepada anggota keluarga dan seisi kampong. Kalau buah nangka yang tidak terpelihara jika busuk sedikit maka seluruh isi buah akan busuk dan buah lainpun akan ikut busuk. Sebabnya Nangka itu harus dijaga dan dipelihara baik-baik. Apabila ada orang tua yang sudah ujur meninggal dunia atau SAUR MATUA maka pohon Nangka itulah yang ditebang menjadipeti mati bagi orang yang meninggal tersebut.Akhirnya pohon Nangka yang menjadi peti mati akan bersatu dengan orang yang menanam Nangka tersebut.
    Bona ni Pinasa dalam arti kehidupan orang Batak adalah tempat kelahiran atau Tanah Air. Mengapa pohon Nangka ini dibuat Batak Toba menjadi acuan tempat asal, tentu ada hal yang menarik didalamnya. Tempat asal atau tanah Air dicontohkan dari pohon Nangka,tidak obahnya seperti perjalanan hidup pohon Nangka tersebut. Tempat asal usul tentu ada pahit getirnya seperti BABAL, ada manisnya seperti buah yang harum dan dapatdibagi-bagi. Kehidupan hendaknya merata jangan ada yang timpang seperti nasi yang dimasak dengan bantuan daun nangka tidak menimbulkan kerak.
    Orang yang berasal dari tempat asal itu jangan ada yang berkelakuan tidak baik, karena yang lain akan ikut busuk seperti buah Nangka yang busuk. Dan akhirnya setiap orang yang berasal dari Bona ni Pinasa akan bersatu dengan tempat asal usulnya atau tanah airnya. Sebab itu setiap orang yang berasal dari tempat asalnya atau tempat kelahirannya atau tanah airnya adalah merupakan kewajiban baginya untuk memperhatikan,mencintai dan membangun tempat asal tersebut, karena akhirnya seseorang itu akan bersatu kembali dengan asal usulnya.
    Bagaimanapun pahit getirnya dan harum manisnya tempat asal usul seseorang itu adalah tetap menjadi milik orang yang berasal dari Bona ni Pinasa. Adalah merupakan kewajiban bagi Batak Toba untuk mencintai dan memperhatikan asal usul dan tempat asalnya. Hujan emas di Negeri orang, hujan batu di Negeri kita. Kira-kira demikianlah pengertian Bona ni Pinasa bagi Batak Toba

    Balas
  10. Monang JP Silaban

    Godang do poda tubu diangka anak ni raja dohot boru ni raja:
    1. Tinggil manangi-nangi, alai bakkol manghatahon.
    2. Jolo nidilat bibir asa nidok sihataon.
    3. asa Marpinggol Ling dohot marpinggol Haper .
    4. Parlage nasohagulungan,parsakkalan nasomahiang, partataring nasomaramittop dht parbalhul-bahul nabolon.
    5. Mangalangka tujolo jala manaili tupudi.
    6.TInggil disipareon, martonggo poda sian siamngkudap.
    7.Lambok pangkulingna, tabo nang parengkelna.
    8. dohot naasing nai tungmansai godang dope.

    Dihita bangso Batak didok ma anak ni raja dohot boru ni raja, bohado tama do hita mamboan goar i? tapatangkas ma dibagas rohanta anggiat bangso batak lam sukses tujoloan on.

    Maulaite
    Monang JP Silaban/DM.13 Tunggul Bauta.

    Balas
  11. Monang JP Silaban

    INI SEKEDAR TURI-TURIAN TENTANG KEBENARAN FAKTANYA SAYA TIDAK BISA, SEBAB SAYA MENDAPAT TURI-TURIAN. Jadi tulisan ini hanya sebagai jembatan untuk mencari kebenaran perjalanan ompung kita Datu Mangambit.

    KENAPA DATU MANGAMBE MENIKAH BERBERAPA KALI
    Ada sebahagian marga Silaban mengatakan ompung kita Datu Mangambe menikah beberapa kali untuk mengejar penomoran hahanya yang sudah bergerak cepat. Pendapat ini menurut saya kurang tepat sebab Datu Mangambit sudah tahu konsekuensinya menikah dengan usia yang sudah terbilang tua. Ketika anak hahanya Datu Bira yaitu Sakkar Toba masih sangat kecil yang harus diurus dia telah tahu bahwa penomoran generasinya akan terlambat, sebab perjanjiannya katanya dengan hahanya itu” NASO JADI MANGOLI HO ANGGIA, IANGGO SOJOLO TANG ANAK TA I”. Perjanjian ini dipegang kuat dengan ikhlas oleh ompug kita Datu Mangambit, sehingga beliau menjaga amanah tersebut. Disaat dari kecil sampai remaja bahkan sampai menjelang dewasa dia diajari berbagai keahlian atau ilmu bertahan dan ilmu kebijaksanaan, sehingga dia akan siap untuk berpetualang bila saatnya tiba. Ketika sudah mulai dewasa Sakkar Toba memiliki ilmu dan pertahanan yang tinggi baik pertahanan menghadapi alam ataupun musuh, dan bila saatnya akan diberangkatkan maka dia akan kembali dengan keadaan sehat juga. Ujian pertama dari pengetahuan yang dimilikinya disaat bertemu dengan paniaran Hutabarat dimana saat itu sedang dalam keadaan hamil tua mendapat kesedihan yang luar biasa. Saat itu Sakkar Toba menemukan ujian pertama dengan bertanya” oe inang boasa sai tarilu-ilu dainang ditobak sihalongonan on? Marsada-sada dainang do manghalungunhon ditombak longo-longo on? Dung mangkatai nasida laos diolohon ma nalaho mangurupi inanta I, alai didokhon ma” Molo huurupi inang aha ma lehononmu nalaho upa lojaku nalaho mengalului na hinaholongan ni dainang? Dung domu pangkataion I didokhon ma asa mulak ma dainang jala hatahon ma tu dongan tubumuna asa tabahen sada parpadanan molo huulahon naniluluan munai. Dungi borhat ma inantai mandapothon dongan tubuna tuhuta laho pasahathon tona I, jala diolohon ma antar songonon “ Molo baoa do anakkonhon sisada anak ma hita, jala molo borua do gabe sisada boru mahita”. Dung satolop diparpadanan I borhat ma sakkar toba nalaho patuduhon parbinotoan nai, jala dapotsa ma naniluluan ni inattai. Alai adong do pandohan dang hea maradan naso mangoli manang sahalak doli-doli marpadan tu sada marga? Jadi adong do pandohan ia namarpadan dijou si Sakkar Toba ma amaong na Datu Mangambe nalaho marpadan tu Hutabarat, alai on kemungkinan Alana dang boi dibuktihon boi do salah boi tikkos tergantung hita do.
    Ketika Sakkar Toba telah memiliki tiga orang anak yaitu Sakkar Pangururan,Martiang Omas dan Tuan Sampulu kembalilah menjumpai amongnya Datu Mangambe memberitahukan bahwa dia telah memenuhi keinginan amongnya tersebut. Ketika dia datang sebagai orang tua pasti akan memberkati anaknya dengan doa. Ketika itu Datu Mangambe sudah sesuai perjajian dengan hahanya Datu Bira, maka dia menikah disaat sudah tua. Ini menjadi suatu sejarah bahwa ketika pertama Datu Mangambe duluan memnaggil Mariamas br Nainggolan namun yang katanya yang pertama dinikahi adalah ompung br Sianturi dan memiliki anak yang disebut Op. Raja Itoba. Setelah itu Datu Mangambe juga kembali ke br Nainggolan dan memiliki anak yang dinamakan Tunggul Bauta. Ada pendapat bahwa anak br Nainggolan sebenarnya ada dua orang tapi saya tidak akan melanjutkan cerita tersebut. Selanjutnya Datu Mangambit mangoli br Manurung, disaat inilah terjadi persoalan dengan Raja-Raja Balige dimana pihak Manurung sebenarnya kurang setuju untuk menikahkan borunya dengan Datu Mangambit karena sudah tua. Tapi kehebatan tersebut yang membuat keadaan berubah dimana saat ditanya siapa yang mau menikahi br Manurung dia menjawab”sudah saya bunuh ini mayatnya mau dikuburkan”. Sebatang pisang ditutupi dengan ulos seakan ada mayat dibalik ulos tersebut. Begitu percaya mereka meninggalkannya sendiri padahal dia yang menjawab bahwa Datu Mangambit tinggal dikuburkan, kehebatannya itu membuat orang-orang yang ingin membunuhnya saat itu percaya dan meninggalkannya. Sehingga dengan kejadian tersebut terjadilah pernikahan dengan boru Manurung dan lahirlah tiga orang perempuan dan katanya ketiganya menikah dengan marga anak pertama ke SINAMBELA, anak kedua ke marga SIANTURI dan anak ketiga ke marga SIRAIT. Dan dari ompung kita br manurung ada satu orang baoa dan diberi nama Ulu Balang Tampak. Ketiga ompung kita ini setalah memiliki anak dan masih kecil Datu Mangambit terus berkelana menunjukkan kehebatannya ke daerah laiinnya.
    Perjalanan datu Mangambit berlanjut kearah porsea terus menuju Hitetano. Disini dia juga mencoba kehebatannya dengan menghentikan gondang Raja SImanjuntak yang lagi berpesata.
    BERSAMBUNG

    Balas
  12. Bajongga Silaban

    KAMUS BESAR BAHASA BATAK
    Adat, adat istiadat, kebiasaan; na so umboto
    adat, orang yang tidak mengetahui tatakrama
    adat; tidak tahu sopan santun, yang tidak mengetahui etiket (= ndang maradat)

    Balas
  13. Marchellino Maurus Mario Silaban

    ADAT BATAK TEMPO DOELOE
    Sebelum kita lanjutkan pembahasan tentang “Adat Batak Tempo Doeloe”, terlebih dahulu dijelaskan apa yang dimaksud dengan pengertian “adat”; Menurut Kamus Batak Toba-Indonesia, susunan Drs.Richard Sinaga, Penerbit Dian Utama, Jakarta, cet.iv,2008, bahwa adat adalah aturan yang berlaku karena kebiasaan yang dilakukan secara turun temurun dan bila dilakukan menyimpang akan menimbulkan amarah masyarakat lingkungan. Sedangkan menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, susunan WJS.Poerwadarminta, yang diterbitkan oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depart.PDK, cetakan XIII, 1993, bahwa adat : 1. adalah aturan(perbuatan yang lazim diturut atau dilakukan sejak dahulu kala. 2.kebiasaan; cara (kelakuan) sudah menjadi kebiasaan; Dengan demikian pengertian adat adalah suatu aturan atau kebiasaan yang hidup dan dilakukan secara terus menerus didalam pergaulan antar sesama pada masyarakat tertentu; Dalam hal ini yang kita masudkan dalam masyarakat tertentu adalah etnis suku Batak Toba khususnya yang mendiami dataran tinggi Humbang Hasundutan;
    Untuk selanjutnya dalam membicarakan masalah Adat dilakukan pengelompokan sebagai berikut :

    Tentang Keluarga, meliputi adat Mardongan Tubu, Marhula-hula dan ada Marboru;

    Tentang Harta Kekayaan, meliputi harta pusaka, harta waris, harta gono gini; (berlanjut !)

    Balas
  14. Marchellino Maurus Mario Silaban

    Terimakasih atas tulisannya berjudul “ADAT BATAK RIWAYATMU KINI”.

    Suatu judul yang sangat singkat, padat dan penuh makna. Dengan membaca judul ini, langsung teringat akan sebuah judul lagu yang sangat klasik dan sangat akrab di telinga anak-anak muda maupun yang sudah uzur yaitu lagu yang berjudul “Bengawan Solo”;

    Terlintas dalam pikiran saya seperti apa keindahan dan atau kejelekan sungai Bengawan Solo tempo doeloe dan kini hingga terangkat menjadi sebuah judul lagu yang pernah menduduki lagu anak tangga top ten dan tidak kalah juga ketenaran lagu “Aek Sibundong” dari tempo doeloe hingga kini; Dengan adanya penempatan kata “KINI” pada judul tersebut, secara kontrario berarti ada masa TEMPO DOELOE”;

    Karena itu, sebelum kita membahas masa ADAT MASA KINI alangkah indahnya jika kita membahas atau seminimal mengetahui ADAT TEMPO DOELOE agar alur berpikir kita, sistematik dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah;
    be continiue ! asa huatup jo dembanhon bo kale-kele !

    Balas

Terimakasih,komentar anda tampil setelah mendapatkan persetujuan dari admin.